Minggu, 22 November 2009

Metode perencanaan sistem informasi

Ada 2 jenis metode prototype yang dikembangkan yakni metode Prototype pertama lebih singkat dan kurang rinci dibandingkan metode prototype jenis yang kedua.
Metode Prototype 1.
1. Mengidentifikasi Kebutuhan pemakai
Analist sistem melakukan studi kelayakan dan studi terhadap kebutuhan user, yang meliputi model interface, teknik prosedural maupun teknologi yang digunakan.
2. Mengembangkan Prototpe
Analist sistem bekerja sama dengan programer mengembangkan prototype sistem untuk memperlihatkan kepada manajer rumah sakit pemodelan yang akan dibangun.
3. Menentukan prototype
Analist sistem mendeteksi dan mengidentifikasi sejauh mana pemodelan yang dibuat sesuai dengan harapan user termasuk perbaikan-perbaikan yang diinginkan atau bahkan harus merombak secara keseluruhan.
4. Penggunaan Prototype
Analist sistem akan menyerahkan kepada programmer untuk mengimplementasikan model yang disetujui menjadi suatu sistem.
Selanjutnya pada metode prototype 2, ditambahkan langkah:
1. Menguji sistem operasional,
Programer akan melakukan ujicoba dengan data primer maupun sekunder untuk memastikan bahwa sistem dapat berlangsung dengan baik dan benar.
2. Menentukan sistem Operasional
Pada tahap ini sudah mulai negosiasi tentang sistem, apakah diterima atau tidak, perlu dirombak atau diteruskan.
3. Jika sistem telah disetujui , tahap terakhir adalah “Implementasi”.
Metode prototype ini cocok di gunakan untuk pengembangan skala kecil karena kurang rincinya tahapan yang dilalui dan kurangnya proses dokumentasi.
Keuntungan dan kerugian dengan metode Prototype.
Keuntungan yang diperoleh dengan metode ini:
- Terjadi komunikasi aktif antara analist , programer, user dan manajer RS
- User ikut terlibat secara aktif dan partisipatif dalam menentukan model sistem yang digunakan, dengan kata lain “Sistem dengan perspektif pemakai”.
- Dengan metode ini meningkatkan kepuasan user karena harapan dan keinginan dapat terimplementasi dengan baik, sementara biaya pengembangan sistem menjadi lebih hemat.
Kerugian yang dapat terjadi
- Kurangnya dokumentasi sehingga bila terjadi kesalahan cukup sulit untuk memperbaikinya.
- User dalam perjalanan pembangunan sistem mengembangkan ide-ide dan gagasannya sehingga kadang menjadi sangat luas dan sulit untuk diimplementasikan.
So…pada tulisan berikutnya akan kami bahas metode daur hidup yang bisa jadi cocok untuk pengembangan sistem informasi di rumah sakit karena harus melewati tahap-tahap perencanaan, implementasi, evaluasi , penggunaan dan pemeliharaan.

Teknik Terstruktur (Cont’d)
 Analisis Terstruktur Modern merupakan teknik yang berorientasi kepada proses yang paling populer dan banyak digunakan dewasa ini.
 Pemodelan Data merupakan suatu teknik yang berorientasi kepada data dengan menunjukkan sistem hanya datanya saja terlepas dari bagaimana data tersebut akan diproses atau digunakan untuk menghasilkan informasi.
 Analisis Terstruktur Modern merupakan teknik yang berorientasi kepada proses yang paling populer dan banyak digunakan dewasa ini.
 Pemodelan Data merupakan suatu teknik yang berorientasi kepada data dengan menunjukkan sistem hanya datanya saja terlepas dari bagaimana data tersebut akan diproses atau digunakan untuk menghasilkan informasi.
 Metode ini memiliki tujuh tahapan, meliputi :
Metode Soft System
1. Masalah relatif bagi setiap orang; masalah tidak terstruktur
2. Menyusun problematique diagram dan rich picture
3. Menyusun konsep model terdiri dari SI dan strategi yang mungkin digunakan
4. Membandingkan antara masalah dalam tahap dua dengan model pada tahap tiga diatas
5. Diskusi untuk menghasilakna suatu SI dan strategi yang sesuai dengan kultur yang ada
6. Menyusun Proposal, strategi dan taktik untuk menyelesaikan masalah

Kamis, 19 November 2009

punya tri wahyuni

triwahyuni titip tugas Nim 06110026
TATA KELOLA PERPUSTAKAAN

Pada zaman global sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang penting. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan kehidupan.Untuk memperoleh pendidikan, banyak cara yang dapat kita capai. Diantaranya melalui perpustakaan. Karena di perpustakaan berbagai sumber informasi bisa kita peroleh, selain itu banyak juga manfaat lain yang dapat kita peroleh melalui perpustakaan. Ketika kita mendengar kata perpustakaan, dalam benak kita langsung terbayang sederetan buku-buku yang tersusun rapi di dalam rak sebuah ruangan. Pendapat ini kelihatannya benar, tetapi kalau kita mau memperhatikan lebih lanjut, hal itu belumlah lengkap. Karena setumpuk buku yang diatur di rak sebuah toko buku tidak dapat disebut sebagai sebuah perpustakaan.
Memang pengertian perpustakaan terkadang rancu dengan dengan istilah – istilah pustaka, pustakawan, kepustakawanan, dan ilmu perpustakaan. Secara harfiah, perpustakaan sendiri masih dipahami sebagai sebuah bangunan fisik tempat menyimpan buku – buku atau bahan pustaka. Untuk itu, pada pembahasan kali ini akan dikupas secara mendalam tentang pengantar umum perpustakaan yang meliputi : pengertian perpustakaan, maksud dan tujuan pendirian perpustakaan, jenis – jenis perpustakaan, peranan, tugas, dan funsi perpustakaan, aktifitas pokok perpustakaan, dan perpustakaan sebagai disiplin ilmu.

Pengertian
Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual ( Sulistyo, Basuki ; 1991 ). Ada dua unsur utama dalam perpustakaan, yaitu buku dan ruangan. Namun, di zaman sekarang, koleksi sebuah perpustakaan tidak hanya terbatas berupa buku-buku, tetapi bisa berupa film, slide, atau lainnya, yang dapat diterima di perpustakaan sebagai sumber informasi. Kemudian semua sumber informasi itu diorganisir, disusun teratur, sehingga ketika kita membutuhkan suatu informasi, kita dengan mudah dapat menemukannya.Dengan memperhatikan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dan dapat digunakan oleh pemakainya sebagai sumber informasi. ( Sugiyanto )Menurut RUU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan.Perpustakaan adalah fasilitas atau tempat menyediakan sarana bahan bacaan. Tujuan dari perpustakaan sendiri, khususnya perpustakaan perguruan tinggi adalah memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Wiranto dkk,1997).
Secara umum dapat kami simpulkan bahwa pengertian perustakaan adalah suatu institusi unit kerja yang menyimpan koleksi bahan pustaka secara sistematis dan mengelolanya dengan cara khusus sebagai sumber informasi dan dapat digunakan oleh pemakainya.Namun, saat ini pengertian tradisional dan paradigma lama mulai tergeser seiring perkembangan berbagai jenis perpustakaan, variasi koleksi dalam berbagai format memungkinkan perpustakaan secara fisik tidak lagi berupa gedung penyimpanan koleksi buku. Banyak kalangan terfokus untuk memandang perpustakaan sebagai sistem, tidak lagi menggunakan pendekatan fisik. Sebagai sebuah sistem perpustakaan terdiri dari beberapa unit kerja atau bagian yang terintergrasikan melalui sistem yang dipakai untuk pengolahan, penyusunan dan pelayanan koleksi yang mendukung berjalannya fungsi – fungsi perpustakaan.Perkembangannya menempatkan perpustakaan menjadi sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Dari istilah pustaka, berkembang istilah pustakawan, kepustakaan, ilmu perpustakaan, dan kepustakawanan yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Pustakawan : Orang yang bekerja pada lembaga – lembaga perpustakaan atau yang sejenis dan memiliki pendidikan perpustakaan secara formal.
2. Kepustakaan : Bahan – bahan yang menjadi acuan atau bacaaan dalam menghasilkan atau menyusun tulisan baik berupa artikel, karangan, buku, laporan, dan sejenisnya.
3. Ilmu Perpustakaan : Bidang ilmu yang mempelajari dan mengkaji hal – hal yang berkaitan dengan perpustakaan baik dari segi organisasi koleksi, penyebaran dan pelestarian ilmu pengetahuan teknologi dan budaya serta jasa- jasa lainnya kepada masyarakat, hal lain yang berkenaan dengan jasa perpustakaan dan peranan secara lebih luas.
4. Kepustakawanan : Hal – hal yang berkaitan dengan upaya penerapan ilmu perpustakaan dan profesi kepustakawanan.
B. Maksud dan Tujuan Pendirian Perpustakaan
Aktifitas utama dari perpustakaan adalah menghimpun informasi dalam berbagai bentuk atau format untuk pelestarian bahan pustaka dan sumber informasi sumber ilmu pengetahuan lainnya. Maksud pendirian perpustakaan adalah :
Menyediakan sarana atau tempat untuk menghimpun berbagai sumber informasi untuk dikoleksi secara terus menerus, diolah dan diproses.
Sebagai sarana atau wahana untuk melestarikan hasil budaya manusia ( ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya ) melalui aktifitas pemeliharaan dan pengawetan koleksi.
Sebagai agen perubahan ( Agent of changes ) dan agen kebudayaan serta pusat informasi dan sumber belajar mengenai masa lalu, sekarang, dan masa akan datang. Selain itu, juga dapat menjadi pusat penelitian, rekreasi dan aktifitas ilmiah lainnya.
Tujuan pendirian perpustakaan untuk menciptakan masyarakat terpelajar dan terdidik, terbiasa membaca, berbudaya tinggi serta mendorong terciptanya pendidikan sepanjang hayat ( Long life education ).
C. Jenis – Jenis Perpustakaan
Jenis – jenis perpustakaan yang ada dan berkembang di Indonesia menurut penyelenggaraan dan tujuannya dibedakan menjadi :
Perpustakaan Digital adalah Perpustakaan yang berbasis teknologi digital atau mendapat bantuan komputer dalam seluruh aktifitas di perpustakaannya secara menyeluruh. Contohnya : Buku atau informasi dalam format electiric book, piringan, pita magnetik, CD atau DVD rom.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, selanjutnya disebut Perpustakaan Nasional, adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang perpustakaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang berkedudukan di Ibukota Negara.
Perpustakaan Provinsi adalah Lembaga Teknis Daerah Bidang Perpustakaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan di wilayah provinsi serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat.
Perpustakaan Kabupaten/Kota adalah Lembaga Teknis Daerah Bidang Perpustakaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan di wilayah Kabupaten/Kota serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum.
Perpustakaan Umum : Perpustakaan yang ada di bawah lembaga yang mengawasinya. Perpustakaan umum terbagi atas :
Perpustakaan Umum Kecamatan, adalah Perpustakaan yang berada di Kecamatan sebagai cabang layanan Perpustakaan Kabupaten/Kota yang layanannya diperuntukkan bagi masyarakat di wilayah masing-masing.
Perpustakaan Umum Desa/Kelurahan adalah perpustakaan yang berada di Desa/Kelurahan sebagai cabang layanan Perpustakaan Kabupaten/Kota yang layanannya diperuntukkan bagi masyarakat di desa/kelurahan masing-masing.
Perpustakaan Khusus : Perpustakaan yang diperuntukkan untuk koleksi- koleksi tokoh terkenal. Contohnya : Perpustakaan Bung Hatta.
Perpustakaan lembaga Pendidikan : Perpustakaan yang berada di lingkungan lembaga pendidikan (SD, SMP, SMA, PT, dan LSM). Contohnya : perpustakaan Universitas. Pada perpustakaan tingkat PT, perpustakaan dapat dibagi kembali menjadi dua, yaitu : perpustakaan pusat dan perpustakaan tingkat fakultas.
Perpustakaan Lembaga Keagamaan : Perpustakaan yang berada di lingkungan lembaga keagamaan. Contohnya : Perpustakaan Masjid, perpustakaan Gereja, dll
Perpustakaan Pribadi : Perpustakaan yang diperuntukkan untuk koleksi sendiri dan dipergunakan dalam ruang lingkup yang kecil. Contohnya : Perpustakaan keluarga.
D. Peranan, Tugas, dan Fungsi Perpustakaan
Peranan Perpustakaan
Setiap perpustakaan dapat mempertahankan eksistensinya apabila dapat menjalankan peranannya. Secara umum peran – peran yang dapat dilakukan adalah :
Menjadi media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan.
Menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta pembangkit kesadaran pentingnya belajar sepanjang hayat.
Mengembangkan komunikasi antara pemakai dan atau dengan penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi, sharing pengetahuan maupun komunikasi ilmiah lainnya.
Motivator, mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
Berperan sebagai agen perubah, pembangunan dan kebudayaan manusia.
Tugas Perpustakaan
Setiap perpustakaan memiliki kewajiban yang sudah ditentukan dan direncanakan untuk dilaksanakan. Tugas setiap jenis perpustakaan berbeda – beda sesuai dengan kewajiban yang ditetapkan.
Fungsi Perpustakaan
Pada umumnya perpustakaan memiliki fungsi yaitu :
Fungsi penyimpanan, bertugas menyimpan koleksi (informasi) karena tidak mungkin semua koleksi dapat dijangkau oleh perpustakaan.
Fungsi informasi, perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai informasi untuk masyarakat.
Fungsi pendidikan, perpustakaan menjadi tempat dan menyediakan sarana untuk belajar baik dilingkungan formal maupun non formal.
Fungsi rekreasi, masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan membaca dan mengakses berbagai sumber informasi hiburan seperti : Novel, cerita rakyat, puisi, dan sebagainya.
Fungsi kultural, Perpustakaan berfungsi untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat melalui berbagai aktifitas, seperti : pameran, pertunjukkan, bedah buku, mendongeng, seminar, dan sebagainya.
Hal-hal yang Menghambat Fungsi Perpustakaan Sekolah
Perjalanan perpustakaan sekolah tidaklah semulus yang diharapkan. Ada beberapa hal yang sering menghambat fungsi perpustakaan sekolah. Pertama, terbatasnya ruang perpustakaan di samping letaknya yang kurang strategis. Banyak perpustakaan yang hanya menempati ruang sempit, dengan tanpa memperhatikan kesehatan dan kenyamanan. Kesadaran dari pihak sekolah sebagai penyelenggara sangatlah kurang. Perpustakaan hanyalah untuk menyimpan koleksi bahan pustaka saja. Pengunjung tidak merasa nyaman membaca buku di perpustakaan, sehingga perpustakaan dipandang sebagai tempat yang kurang bermanfaat. Dengan melihat keadaan di atas sepertinya pihak sekolah kurang menyadari tentang pentingnya perpustakaan. Keberadaan perpustakaan hanyalah untuk pelengkap saja.
Kedua, keterbatasan bahan pustaka, baik dalam hal jumlah, variasi maupun kualitasnya. Keberadaan bahan-bahan pustaka yang bermutu dan bervariasi sangatlah penting. Dengan banyaknya variasi bahan pustaka, anak akan semakin senang berada di perpustakaan, kegemaran membaca dapat tumbuh dengan subur sehingga kemampuan bahasa siswa dapat berkembang baik dan dapat membantu anak dalam memahami pelajaran-pelajaran lainnya. Mengingat kemampuan bahasa merupakan kemampuan dasar yang sangat berpengaruh dalam belajar. Begitu juga jika bahan pustakanya bermutu, maka anak akan banyak memperoleh pengetahuan yang berguna dalam hidupnya. Namun, untuk mengadakan bahan pustaka yang banyak dan bervariasi dibutuhkan dana yang sangat besar, mengingat harga bahan pustaka biasanya mahal, lebih-lebih jika bahan pustaka tersebut bermutu. Namun, dari pihak sekolah sendiri sering kurang berusaha untuk menambah koleksi bahan pustaka, dengan alasan utama adalah mahalnya harga bahan pustaka. Padahal, anggaran untuk belanja bahan pustaka setiap tahunnya selalu ada, namun jumlah bahan pustaka tidak pernah bertambah.
Ketiga, terbatasnya jumlah petugas perpustakaan (pustakawan). Banyak perpustakaan sekolah yang tidak ada petugasnya, atau hanya tugas sambilan. Maksudnya, mereka bukan petugas yang hanya mengurus perpustakaan saja, sehingga sering tugas di perpustakaan jadi dikesampingkan dan perpustakaan dianggap kurang bermanfaat. Lebih-lebih bertugas di perpustakaan adalah pekerjaan yang sangat menjenuhkan, baik dalam hal pelayanan pengunjung maupun perawatan bahan pustaka yang ada, sehingga dibutuhkan suatu kesabaran yang tinggi.
Keempat, kurangnya promosi penggunaan perpustakaan menyebabkan tidak banyak siswa yang mau memanfaatkan jasa layanan perpustakaan. Anak kurang tahu tentang kegunaan perpustakaan, begitu juga dengan bahan pustakanya. Dia membutuhkan dorongan dan ajakan untuk berkunjung ke perpustakaan.

Selasa, 17 November 2009

pengelolaan perpustakaan

Bab I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pada zaman era globalisasi ini kemungkinan banyak akses untuk mecari informasi dari segala penjuru dunia salah satunya adalah melalui perpustakaan yang sudah benyak didirikan. Dengan adanya perpustakaan kita juga dapat mencari, menglola ataupun menyimpan data atau yang dikenal dengan perpustakaan digital.
Dalam dunia pendidikan perpustakaan sangat berperan penting sebagai sarana informasi yang diperlukan sebagai sumber belajar namun dalam dunia pendidikan perpustakaan adalah mengoptimalkan fungsi perpustakaan adalah minat baca yang harus dimiliki oleh seseorang dan juga menejeman perpustakaan yang dapat meningkatkan minat baca. Namun kenyataanya perpustakaan yang ada di sekolah tidak dapat meningkatkan fungsi perpustakaan dengan baik. Masih banyak kendala yang dialami oleh sekolah. Salah satunya adalah kurangnya pengetahuan para pengelola perpustakaan tentang menejemen perpustakaan.
Untuk mewujudkan kondisi perpustakaan sesuai dengan fungsi dan peranannya maka perpustakaan harus di rubah dan dikelola dengan baik bagaimana mengelola menejemen dan juga sistem operasionalnya dari perpustakaan manual/tardisional menjadi perpustakaan yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi (perpustakaan digital). Dengan menerapkan teknologi informasi dan komukasi diharapakn setiap perpustakaan secara bertahap dapat mengejar ketinggalannya dari perpustakaan-perpustakaan yang lebih maju dan lebih modern serta dapat mengoptimalkan fungsi perpustakaan bagi masyarakat. Dan kebanyak juga buku-buku yang ada di perpustakaan sekolah kebanyakan membahas hal-hal teknis tentang penyelengaraan perpustakaan dan bukan menejemen dari perpustakaan itu sendiri.
Bab II
Pembahasan
perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuik mencerdasakan bangsa. Perpustakaan memilki pereanan penting dalam hal ilmu pengetahuan, dan perpustakaan juga memiliki sistem informasi tentang ilmu pengetahuan. Dan juga perpustakaan merupakan jantung kehidupan dalam ilmu pengetahuan.
Secara tradisional arti dari perpustakaan adalah sebuah koleksi pribadi perseorangan namun lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi bukui yang disimpan Untuk memenuhi kebutuhan informasi kepada masyarakat pengguna jasa perpustakaan diperlukan suatu pengembangan koleksi perpustakaan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan terpenuhi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Magrill dan Corbin (dalam Qalyubi, 2007) bahwa pengembangan koleksi bahan pustaka merupakan serangkaian proses kegiatan yang bertujuan memepertemukan pemakai dengan rekaman informasi dalam lingkungan perpustakaan atau unit perpustakaan. Dalam proses pengembangan dan pengolahan bahan pustaka di perpustakaan. Perkembangan perpustakaan berbasis teknologi informasi bagi pengelola perpustakaan dapat membantu pekerjaan di perpustakaan melalui fungsi otomasi perpustakaan, sehingga proses pengelolaan perpustakaan lebih efektif dan efisien. Fungsi otomasi perpustakaan menitikberatkan pada bagaimana mengontrol sistem administrasi layanan secara otomatisl terkomputerisasi. Sedangkan bagi pengguna dapat membantu mencari sumber informasi yang diinginkan dengan menggunakan catalog on-line yang dapat diakses melalui internet, sehingga pencarian informasi dapat dilakukan kapan dan dimanapun ia berada. Idealnya, setiap perpustakaan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi untuk mendukung pengelolaan koleksi perpustakaan. Diperlukan beberapa perangkat untuk pengelolaan perpustakaan berbasis Teknologi Informasi.
Pengolahan Bahan Pustaka
1.Kebijakan pengembangan Koleksi
Kebijakan pengembangan koleksi yaitu proses memastikan bahwa kebutuhan informasi dari para pengguna jasa perpustakaan akan terpenuhi secara tepat waktu dan tepat guna dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi yang dihimpun oleh perpustakaan.
2.Seleksi Bahan Pustaka
Seleksi dapat diartikan secara umum sebagai tindakan, cara atau proses memilik. Dalam hubungannya dengan pengembangan koleksi bahan pustaka dimaksudkan bahwa kegiatan mengidentifikasi rekaman informasi yang akan ditambahkan pada koleksi yang sudah ada diperpustakaan.
Dalam seleksi bahan pustaka yang perlu diperhatikan seperti; 1) tujuan, cakupan dan kelempok pembaca; 2) Tingkat koleksi; 3) otoritas dan kredibilitas pengarang; 4) harga; 5) Kemutahiran; 6) penyajian fisik buku; 7) Struktur dan metode penyajian; indek dan abstrak.
3.Sumber-sumber seleksi (alat bantu seleksi)
Sumber-sumber seleksi bahan pustaka atau alat bantu dalam menyelsi bahan pustaka yang akan diadakan oleh perpustakaan antara lain : Katalog penerbit, bibliografi, tokoh buku serta judul-judul buku yang diambil di internet dan sebagainya.
 
 
4.Pengadaan bahan pustaka
Pengadaan bahan pustaka adalah merupakan proses pembelian bahan pustaka yang dibutuhkan oleh perpustakaan yang biasanya berdasarkan kebutuhan para pengguna jasa perpustakaan.
5.Invetarisasi
Inventarisasi adalah merupakan pencatatan bahan pustaka baik yang didapat dari pembelian, hadiah, wakaf, tukar menukar kedalam buku induk.
Tujuan infentarisasi adalah : 1) mempermudah pustakawan dalam pengadaan bahan pustaka berikutnya, 2) memudahkan pustakawan untuk mengawasi terhadap koleksi yang dimiliki, 3) memudahkan pustakawan dalam pelaporan tahunan tentang jumlah koleksi yang dimiliki.
6.Pemberian Stempel perpustakaan.
Pemberian stempel perpustakaan bertujuan untuk memberikan identitas tentang koleksi bahan pustaka yang dimilki oleh perpustakaan. Dalam pemberian stempel ini terdiri dari stempel hak milik dan stempel inventarisasi yang letaknya sesuai dengan standar perpustakaan.
7.Katalogisasi
Proses katalogisasi merupakan pembuatan identitas atau data bibliografi bahan pustaka dengan tujuan mempermudah pengguna jasa perpustakaan untuk temu kembali informasi bahan pustaka. Data bibliografi tersebut biasanya terdiri dari, pengarang, pengarang tambahan, judul, anak judul, judul seragam, penerbit, tempat terbit, edisi, tahun terbit,bibliografi, jumlah halam dll. Catalog ini pada umumnya terbagi atas catalog judul, pengarang dan subyek.
Pengolahan Bahan Pustaka
1.Kebijakan pengembangan Koleksi
Kebijakan pengembangan koleksi yaitu proses memastikan bahwa kebutuhan informasi dari para pengguna jasa perpustakaan akan terpenuhi secara tepat waktu dan tepat guna dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi yang dihimpun oleh perpustakaan.
2.Seleksi Bahan Pustaka
Seleksi dapat diartikan secara umum sebagai tindakan, cara atau proses memilik. Dalam hubungannya dengan pengembangan koleksi bahan pustaka dimaksudkan bahwa kegiatan mengidentifikasi rekaman informasi yang akan ditambahkan pada koleksi yang sudah ada diperpustakaan.
Dalam seleksi bahan pustaka yang perlu diperhatikan seperti; 1) tujuan, cakupan dan kelempok pembaca; 2) Tingkat koleksi; 3) otoritas dan kredibilitas pengarang; 4) harga; 5) Kemutahiran; 6) penyajian fisik buku; 7) Struktur dan metode penyajian; indek dan abstrak.
3.Sumber-sumber seleksi (alat bantu seleksi)
Sumber-sumber seleksi bahan pustaka atau alat bantu dalam menyelsi bahan pustaka yang akan diadakan oleh perpustakaan antara lain : Katalog penerbit, bibliografi, tokoh buku serta judul-judul buku yang diambil di internet dan sebagainya.
 
 
4.Pengadaan bahan pustaka
Pengadaan bahan pustaka adalah merupakan proses pembelian bahan pustaka yang dibutuhkan oleh perpustakaan yang biasanya berdasarkan kebutuhan para pengguna jasa perpustakaan.
5.Invetarisasi
Inventarisasi adalah merupakan pencatatan bahan pustaka baik yang didapat dari pembelian, hadiah, wakaf, tukar menukar kedalam buku induk.
Tujuan infentarisasi adalah : 1) mempermudah pustakawan dalam pengadaan bahan pustaka berikutnya, 2) memudahkan pustakawan untuk mengawasi terhadap koleksi yang dimiliki, 3) memudahkan pustakawan dalam pelaporan tahunan tentang jumlah koleksi yang dimiliki.
6.Pemberian Stempel perpustakaan.
Pemberian stempel perpustakaan bertujuan untuk memberikan identitas tentang koleksi bahan pustaka yang dimilki oleh perpustakaan. Dalam pemberian stempel ini terdiri dari stempel hak milik dan stempel inventarisasi yang letaknya sesuai dengan standar perpustakaan.
7.Katalogisasi
Proses katalogisasi merupakan pembuatan identitas atau data bibliografi bahan pustaka dengan tujuan mempermudah pengguna jasa perpustakaan untuk temu kembali informasi bahan pustaka. Data bibliografi tersebut biasanya terdiri dari, pengarang, pengarang tambahan, judul, anak judul, judul seragam, penerbit, tempat terbit, edisi, tahun terbit,bibliografi, jumlah halam dll. Catalog ini pada umumnya terbagi atas catalog judul, pengarang dan subyek.
10.Penginputan kedalam Data Base
Penginputan adalah salah satu proses pemasukan data bibliografi bahan pustaka kedalam computer. Tujuannya adalah untuk membuat suatu pangkalan data bahan pustaka di perpustakaan dalam suatu server sehingga lebih mudah untuk dikoneksikan terhadap suatu jaringan apakah dalam bentuk LAN, WAN, atau ke Internet.
11.Scenning
Scenning dilakukan dalam rangka mengalihmediakan bahan pustaka kedalam bentuk elektronik baik ke dalam data base maupun kedalam bentuk CD atau bentuk elektronik yang lainnya. Tujuan pengalihan adalah untuk memudahkan pengguna jasa perpustakaan dalam menelusuri bahan pustaka, termasuk untuk mengawetkan bahan pustaka.
Layanan Perpustakaan
Layanan pada dasarnya adalah orang yang memberikan atau mengurus apa yang diperlukan oleh orang lain baik berupa barang atau jasa kepada pengguna jasa perpustakaan yang membutuhkan suatu informasi. Layanan perpustakaan digital adalah pelayanan yang berorientasi pada pelayanan yang menggunakan computer, sehingga semua aktivitas yang berada didalam instansi atau organisasi tersebut diarahkan dengan menggunakan teknologi computer. Seperti yang dikemukakan oleh Gronroos (dalam Ratminto dan Winarsih, 2006:2) mendefenisikan pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata(tidak dapat diraba) yang terjadi akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.
Dalam menyelenggarakan manajemen pelayanan dengan baik harus kita memperhatikan prinsip-prinsip manajemen pelayanan seperti :
1.Identifikasi kebutuhan konsumen yang sesungguhnya.
2.Sediakan pelayanan terpada (one stop shop)
3.Membuat system yang mendukung konsumen
4.Mengusahakan agar semua staf atau karyawan bertanggung jawab atas kualitas pelayanan
5.Melayani keluhan konsumen dengan baik
6.Terus berinovasi
7.Karyawan sama pentingnya dengan konsumen
8.Bersikap tegas tapir amah terhadap konsumen
9.Jalin komunikasi dan interaktif khusu kepada pelanggan
10.Selalu mengontrol kualitas.
Pelayanan diperpustakaan yang sudah mulai berorientasi pada komputerisasi walaupun masih memilki kendalah dan hambatan-hambatan tetapi itulah yang menjadi tantangan bagi pengelolah perpustakaan. Untuk itu diharapakan layanan perpustakaan harus memberikan pelayanan prima, yaitu suatu sikap atau cara pustakawan dalam melayani pengguna jasa perpustakaan dengan prinsip people based service ( layanan yang berbasis pengguna ) dan Service excellence (Layanan unggulan). Antara kedua prinsip tersebut diatas pada dasarnya mengandung lima unsur pokok antara lain : 1) kecepatan; 2) ketepatan; 3)kebenaran; 4)keramahan; dan 5) kenyamanan/keamanan. Namun demikian terlaksananya layanan seperti yang diaharapkan diatas tercapai apabila semua unsur mendukungnya mulai dari puncak pimpinan sampai pada staf perpustakaan serta didukung dengan manajemen yang mantap. Selain hal tersebut diatas perlu juga melihat kualitas jasa layanan seperti :reliabilytas, responsiveness, assurance, empaty dan tangibles.
Pelayanan yang dilakukan terdiri dari, pelayanan sirkulsi, referensi, koleksi langkah, layanan koleksi deposit, layanan pemeliharan bahan pustaka dan layanan otomasi perpustakaan. Dari masing-masing layanan tersebut dapat kita uraikan sebagai berikut : 
1.Layanan sirkulasi
Layanan sirkulasi adalah layanan dimana pengguna jasa perpustakaan akan menerima pelayanan dari pengelolah perpustakaan. Pelayanan sirkulasi memiliki kegiatan-kegiatan antara lai : Mengadakan pendaftaran anggota baru, Peminjaman,Pengembalian, Pemugutan denda,penaglian, Pemugutan denda,penagihan, pembuatan statistic serta hubungan dengan masyarakat.
2.Layanan referensi
Layanan referensi adalah merupakan salah satu layanan perpustakaan dimana berhubungan langsung dengan pengguna jasa perpustakaan. Dalam layanan referensi ini kebanyakan petugas menerima pertanyaan-pertanyaan dari pengguna jasa perpustakaan. Koleksi-koleksi referensi seperti : Ensiklopedia,Kamus,Buku Tahunan/almanak, Bukua petunjuk, buku pegangan/buku pedoman, bibliografi, indeks, abstarak, peta, penerbitan pemerintah, sumber biografi dan sumber-sumber ilmu buni lainnya.
 
3.Layanan Koleksi Langkah
Layanan koleksi langka adalah layanan terhadap pengguna jasa perpustakaan terhadap koleksi-koleksi yang ada diperpustakaan termasuk buku-buku tua, yang kadang berbahasa asing.
4.Layanan Koleksi Deposit
Layanan Koleksi deposit adalah layanan terhadap pengguna jasa perpustakaan terhadap koleksi-koleksi khusus terbitan daerah Sulawesi selatan.
5.Layanan Pelsetarian Bahan Pustaka
Layanan pelestaraian bahan pustaka diperuntukan bagi pengguan jasa perpustakaan yang membutuhkan informasi mengenai bagaimana cara merawat dan memperbaiki bahan pustaka yang rusak termasuk didalamnya bagaimana menjilid surat kabar dan majalah.
6.Layanan Otomasi perpustakaan
Layanan otomasi perpustakaan dimana layanan ini memberikan pelayanan kepada pengguna jasa perpustakaan bagaimana menggunakan computer dalam menelusuri koleksi bahan pustaka, pengalih median bahan pustaka serta pelayanan internet.
Kesimpulan
Sudah tidak relevan lagi apabila perpustakaan diklaim sebagai gudang buku yang berdebu. Perpustakaan mempunyai peranan penting, apabila dikelola dengan baik akan memberikan dampak positif bagi kecerdasan dan kehidupan bangsa. Diwujudkannya perpustakaan modern (digital) dan penerapan otomasi perpustakaan dapat memberikan kesempatan kepada pengguna mengembangkan pengetahuannya secara mandiri. Perbaikan manajemen merupakan strategi memperbaiki citra perpustakaan, sehingga perpustakaan menjadi sebuah pusat informasi yang modern dan profesional.
Adanya pelayanan perpustakaan yang berorientasi pada pelayanan prima, dimana pelayanan tersebut harus berorientasi pada kepentingan pengguna jasa perpustakaan baik yang bersifat intern maupun yang bersifat ekstern. Disamping itu perlu memperhatikan kualitas layanan yang terdiri dari : reliabilytas, responsiveness, assurance, empaty dan tangibles.
Daftar pustaka 
Ratminto dkk. 2006. Manajemen Pelayanan : Pengembangan Model Konseptual, Penerapan Citizen̢۪s Carter dan Standar Pelayanan Minimal, Yogyakarat : Pustaka Pelajar.
 Hasibuan, Zainal A. 2005. Pengembangan Perpustakaan Digital. Makalah Pelatihan Pengelola Perpustakaan, Bogor, 17-18 Mei 2005.

Qalyubi, Syihabuddin, dkk. 2007. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Yogyakarta : Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab UIN Yogyakarta.

Kamis, 04 Juni 2009

bisniss plain

Saya ingin membuka usaha yaitu membuka internet
pertama yang saya lakukan adalah saya mencari modal dahulu,tapi di posisi saya sekarang ini sedang tidak ada modal sama sekali maka saya disi meminjam uang pada Bank. Dan uang yang saya butuhkan sebanyak 35 juta.
Setelah saya mendapatkan modal maka saya akan mencari informasi berapa harga yang komputer dan peralatan yang saya butuhkan dalam internet, dan setelah itu saya akan mencari tempat yang strategis yang sangat cocok untuk membuka usaha internet. Dan juga saya akan melakukan ijin terlebih dahulu. Setelah saya menemukan informasi yang banyak maka saya akan belanja keperluan untuk membuka usaha ini karena modalnya hanya 35 juta maka saya harus membagi uang itu harus cukup yanitu saya membelanjakan komputer hanya 5 saja karena uang yang ada hanya minim sekali dan belanja komputer ini diharuskan uangnya 28juta, dan setelah itu saya akan memncari tempat untuk membuka usaha ini yaitu tempat yang strategis sehingga masyarakat tidak sulit dan masalah tempat ini saya masih menyewa dahulu yang usangnya kira-kira sebesar 2juta setelah itu membeli internetnya sekitar dan kemudian saya juga harus ijin kalau saya akan membuka usaha ini pada telkom kira-kira sebesar 1juta dan juga saya harus belanja untuk keperluan komputer yaitu seperti kabel, colokan,meja untuk komputer,kursi dan lain sebagainya sekitar 500rb. Dan juga tidak hanya itu saja kita sesudah membuka internet ini maka kita juga harus mempunyai buku pembukuan mencatat keluar masuknya uang, dan dana yang kita keluarkan untuk listrik tiap bulan.dan juga pengeluaran untuk membayar teknisisnya tiap bulan,dan juga menyediakan catatan pengunjung yang datang dengan seperti maka akan mengetahui tiap harinya pengunjung yang datang. Dan juga kita bisa mengetahui berapa-berapanya uang yang kita dapat dari penghasilan perbulan dan jika ada perkembangan dari internet iyu maka didalamminternet itu kita bisa menyediakan makanan dan soft drink dengan adanya seperti itu maka para pengunjung akan meressa mudah untuk mencari makanan jika mereka membutuhkan makanan. Jadi mereka tidak keluar untuk mencari makanan karena kita sudah menyediakan.

Kamis, 19 Maret 2009

kognitif

teori belajar kognitif
Dalam teori belajar ini berpendapat, bahwa tingkah laku seseorang tidak hanya dikontrol oleh “reward” dan “reinforcement”. Mereka ini adalah para ahli jiwa aliran kognitif. Didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Dalam situasi belajar, seseorang terlibat langsung dalam situasi itu dan memeperoleh “insight”untuk pemecahan masalah. Jadi kaum kognitif berpandangan, bahwa tingkah laku seseorang lebih bergantung kepada insight terhadap hubungan-hubungan yang ada dalam suatu situasi. Keseluruhan adalah lebih daripada bagian-bagian. Mereka memberi tekanan pada organisasi pengamatan atas stimulus di dalam lingkungan serta pada faktor-faktor yang mempengaruhi pengamatan.Belajar kognitif ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan mempergunakan bentuk-bentuk reppresentatif yang mewakili obyek-obyek itu di representasikan atau di hadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental, misalnya seseorang menceritakan pengalamannya selama mengadakan perjalanan keluar negeri, setelah kembali kenegerinya sendiri. Tampat-tempat yang dikunjuginya selama berada di lain negara tidak dapat diabawa pulang, orangnya sendiri juga tidak hadir di tempat-tempat itu. Pada waktu itu sedang bercerita, tetapi semulanya tanggapan-tanggapan, gagasan dan tanggapan itu di tuangkan dalam kata-kata yang disampaikan kepada orang yang mendengarkan ceritanya.
1.a.membuat recording
. Dasar Suara (Sonic Fundamentals)

a. Keras vs. Lembut

Suara bergerak di udara. Telinga kita dibuat untuk sensitif pada getaran-getaran ini dan menterjemahkannya. Di dalam musik,istilah,”dinamik” menunjukkan apakah suatu suara itu “lembut” atau “keras”. Kemampuan dari sebuah media perekaman untuk membuat perbedaan antara lembut dan keras dinamakan “Area Dinamik (Dynamic Range)”. Piringan hitam dan kaset mempunyai sebuah batasan area dinamik sekitar 20 Db. Sedang CD dan Digital Audio Tape (DAT) mempunyai area dinamik yang penuh; itu berarti 100 Db. Faktor yang membatasi berapa banyak area yang bisa benar-benar anda dengarkan tergantung dari speaker,dan amplifier dan ruangan tempat anda mendengarkan. Teruskan membaca ….

b. Tinggi vs. Rendah

Kita telah mendengar istilah-istilah seperti “tajam(bright)”, ”tumpul(dull)”, “tipis(thin)” dan ”tebal/dalam(deep)” digunakan untuk menyatakan suatu musik. Ada dua hal yang kompleks mengenai hal ini. Yang pertama adalah bahwa kita mendengarkan hal yang sama secara berbeda.; “tajam(bright)” bagi seseorang adalah “tumpul(dull)” bagi yang lain. Yang kedua adalah ketepatan atau hasil, dari sumber suara kita, dengan kata lain speaker dan amplifier. Secara teknis, area frekwensi yang bisa didengar oleh pendengaran manusia adalah 20 Hertz(Hz) yang paling rendah dan 20 Kilohertz(Khz) yang paling tinggi. Kebanyakan area pendengaran manusia antara 40 Hz dan 16 Khz dan pada kenyataannya, spesifikasi area frekwensi radio FM adalah 50 Hz sampai 15 Khz.

Sebuah radio mobil, boom box atau home stereo mempunyai dua buah knop/tombol EQ. Knop “Low”(rendah) dan “High”(tinggi) biasanya dipusatkan pada 100 Hz dan 10 Khz dengan sebuah petunjuk “fixed Q”(Q tetap). Q menunjukkan daerah frekwensi yang dipengaruhi oleh “boost”(penguatan) atau “cut”(pelemahan) dan dinyatakan dalam oktaf. Hasilnya tidak terlalu mencolok, tetapi untuk pemakaian konsumen ini sederhana, menyenangkan dan biasanya sudah cukup. Tombol loudness adalah hanya sebuah penguatan frekwensi rendah untuk menggantikan tidak jelasnya frekwensi rendah pada level yang rendah untuk didengar.

2. Memasukkan Suara Anda Pada Kaset ( Getting Your Sound On Tape )

Sampai saat ini, “Analog” merupakan satu-satunya jenis rekaman yang bisa dilakukan bagi kebanyakan musisi. Kemampuan yang luas dari alat rekam DAT, Alesis ADAT 8 trek, Tascam DA-88 8 trek dan perekam hard disk seperti Emu Darwin, Akai dan Vestax telah merubah situasi selamanya. Tetap, prosesnya sama meskipun ada perbedaan tehnikal dan spesifikasi format yang perlu dicatat.

a. Proses Perekaman Analog

Peralatan perekaman analog menggunakan sebuah tape/kaset plastik yang dilapisi dengan partikel-partikel magnet bergerak melintasi head(kepala) perekam magnet dengan kecepatan yang konstan untuk merekam dan memutar ulang. Selalu ada sebuah “erase head”(kepala penghapus), yang pertama pada jalur tape/kaset, untuk menghapus dan mengatur kembali partikel-partikel sebelum menyentuh “record head”(kepala rekam). Pada mesin “two-head”(dua-kepala) terdapat satu kepala untuk merekam(record) maupun memutar ulang(playback). Disain “three-head”(tiga-kepala) mempunyai satu head untuk merekam, ”sync-head”, dan yang lain untuk memutar ulang, “repro head”. Mesin-mesin profesional mempunyai tiga kepala.

Ada batasan banyaknya signal yang partikel tape/kaset dapat serap dan produksi ulang. Dua buah parameter yang berinteraksi untuk memaksimalkan kemampuan tape untuk secara benar merekam dan memutar ulang adalah “tape speed”(kecepatan tape) dan “bias”. Pada kecepatan yang lebih cepat, lebih banyak area tape untuk sinyal yang diberikan, dengan kata lain lebih banyak partikel untuk rekaman. Kebanyakan perekam multitrack analog profesional bekerja pada 30 ips (inches per second / inch per detik). “Bias” adalah sebuah proses yang terjadi secara kebetulan. Ditemukan bahwa ketika sebuah sinyal frekwensi tinggi, 100Khz atau lebih, jauh lebih tinggi dari yang manusia sanggup dengar, ketika direkam bersama sinyal normal, partikel magnet bekerja lebih baik untuk menghasilkan frekwensi-frekwensi yang lebih tinggi.

Ini adalah sebuah proses yang komplex dan banyak kemungkinan terjadi kesalahan! Mesin tape/kaset harus secara mekanik dan elektronik diatur pada spesifikasi yg sangat akurat. Pertama, untuk memastikan bahwa secara fisik mmungkinkan tape / kaset secara lembut berbalik(shuttle), mundur(rewind/rw) atau maju(fast forward/ff). Meskipun formula tape/kaset berkembang sangat pesat bertahun-tahun, problem mekanik dapat merusak tape dengan meregang atau mengusutkannya. Tidak ada yang dapat memperbaiki kesalahan ini! Rawat kaset anda dengan perhatian dan hormat. Problem lain termasuk kehilangan partikel kaset, dinamakan “shedding”(penghancuran), fluktuasi cepat yang memproduksi “wow and flutter” dan kaset yang tidak layak untuk kontak dengan head/kepala.

Lebih jauh lagi, elektronik harus merekam sinyal input dan memainkannya kembali dengan pasti. Inilah mengapa tone / frekwensi pada kaset master anda menjadi sangat penting. Itu dibutuhkan untuk mengatur secara benar elektronik pada mesin kaset sehingga ketika anda bekerja pada studio yang berbeda, kaset anda kedengarannya sama seperti yang anda ingat. Ketika semua parameter diatur secara benar, anda mendapat kesempatan untuk mendengarkan kembali apa yang telah anda rekam sebelumnya.

b. Proses Perekaman Digital

Proses perekaman digital secara mekanik jauh lebih sederhana, tetapi sangat banyak melibatkan elektronika. Signal masukan ( input ) dikopi 1000 kali /detik dan setiap potongan akustik masing-masing diberikan angka digitalnya sendiri, yang berisikan nomor 0 dan 1. Secara teori, “analog-to-digital converter”(ADC)/perubah analog ke digital menerima masukan(input) analog dan merubahnya menjadi sekelompok angka dan perubahannya, “digital-to-analog converter”(DAC)/perubah digital ke analog melakukan proses sebaliknya.
Mesin kaset/tape digital menggunakan pemindahan mekanik dan kaset/tape plastik sebagai sebuah media penyimpanan informasi digital. Alesis ADAT dan Tascam DA-88 adalah contoh banyak-jalur(multi –tracks) digital yang tidak terlalu mahal. Cara lain yang dapat diterima adalah perekam hard disk(hard disc recorders). Beberapa diantaranya memakai komputer dengan software sebagai pengontrol yang canggih, seperti Digi-Design dan Soundscape, sementara yang lainnya memberikan kotak (boxes) tempat hard disk untuk menyimpan, seperti Emu Darwin, Vestax dan Akai.
Dengan perekam digital secara acak ini, ukuran hard disk membatasi jumlah lama waktu perekaman. Pencarian(locating) menjadi sangat cepat, begitu pula perubahan(editing). Ketika cara ini dipadukan dengan komputer sebagai penghubungnya(interface), anda mendapatkan sebuah pengolah kata(word processor) yang tangguh untuk musik. Siapapun yang menggunakan sabuah Mac atau Windows pada sebuah PC, tahu bagaimana cara menyeret dan mengklik(drag and click) dengan sebuah mouse dan itulah dasar bagaimana anda memanipulasi sebuah file suara(sound file).
1.b. Proses Perekaman Digital
Proses perekaman digital secara mekanik jauh lebih sederhana, tetapi sangat banyak melibatkan elektronika. Signal masukan ( input ) dikopi 1000 kali /detik dan setiap potongan akustik masing-masing diberikan angka digitalnya sendiri, yang berisikan nomor 0 dan 1. Secara teori, “analog-to-digital converter”(ADC)/perubah analog ke digital menerima masukan(input) analog dan merubahnya menjadi sekelompok angka dan perubahannya, “digital-to-analog converter”(DAC)/perubah digital ke analog melakukan proses sebaliknya.
“Sampling rate” ( tingkat pengkopian ), atau berapa banyak suara dipotong dalam satu detik adalah faktor utama pada berapa baik sebuah suara dapat melalui proses digitalisasi. CD dikopi(sampled) pada 44,1 K atau 44.100 kali/detik, dan itu menjadi standard industri. Beberapa format menawarkan 48 K sampling. DAC dan ADC tidak menghasilkan sesuatu yang sama persis, dan perbedaan mesin-mesin ini tergantung pada konsistennya teori angka 0 dan 1.
Mesin kaset/tape digital menggunakan pemindahan mekanik dan kaset/tape plastik sebagai sebuah media penyimpanan informasi digital. Alesis ADAT dan Tascam DA-88 adalah contoh banyak-jalur(multi –tracks) digital yang tidak terlalu mahal. Cara lain yang dapat diterima adalah perekam hard disk(hard disc recorders). Beberapa diantaranya memakai komputer dengan software sebagai pengontrol yang canggih, seperti Digi-Design dan Soundscape, sementara yang lainnya memberikan kotak (boxes) tempat hard disk untuk menyimpan, seperti Emu Darwin, Vestax dan Akai.
Dengan perekam digital secara acak ini, ukuran hard disk membatasi jumlah lama waktu perekaman. Pencarian(locating) menjadi sangat cepat, begitu pula perubahan(editing). Ketika cara ini dipadukan dengan komputer sebagai penghubungnya(interface), anda mendapatkan sebuah pengolah kata(word processor) yang tangguh untuk musik. Siapapun yang menggunakan sabuah Mac atau Windows pada sebuah PC, tahu bagaimana cara menyeret dan mengklik(drag and click) dengan sebuah mouse dan itulah dasar bagaimana anda memanipulasi sebuah file suara(sound file).
2.a. Multiple intelegence
Kecerdasan adalah suatu karunia Alloh SWT yang sangat besar manfaatnya bagi manusia. Kecerdasan manusia yang luar biasa ini menyebabkan manusia menjadi makhluk yang sangat berbeda dengan makhluk Alloh SWt lainnya. Oleh karena itu sudah sewajarnya bila seluruh manusia dipermukaan bumi ini bersyukur atas nikmat yang telah Alloh SWT berikan.Seiring dengan kemajuan ilmu dan pengetahuan manusia, maka sekarang ini telah ditemukan bahwa manusia memiliki berbagai macam kecerdasan. Ada pakar yang membaginya menjadi tiga kecerdasan yaitu kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Namun ada pula pakar yang membaginya menjadi delapan kecerdasan. Howard Gadner dalam bukunya “Frames of Mind : The Theory of Multiple Intelligences” mengatakan bahwa dalam diri manusia minimal memiliki satu dari delapan buah kecerdasan. Kecerdasan-kecerdasan tersebut adalah sebagai berikut :
2.a. Multiple intelegence
adalah
1. Verbal/Linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan inti operasional bahasa dengan jelas.
2. Kecerdasan Musikal/Ritmis adalah kecerdasan yang terkait dengan bahasa yang diukur dengan sensitivitas yang dimiliki seseorang terhadap susunan suara dan kemampuan merespon pola-pola suara ini secara emosional
3. Kecerdasan Logisl Matematis adalah kecerdasan tentang angka-angka dan penalaran. Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk mempergunakan penalaran induktif dan deduktif, memecahkan masalah-masalah abstrak, dan memahami hubungan-hubungan kompleks antara analisis matematis dan proses-proses ilmiah.
4. Kecerdasan Visual/Spasial adalah kemampuan merasakan dunia visual secara akurat dan menciptakan kembali berbagai kesan visualnya sendiri. Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk mengamati kondisi, warna, bentuk, dan tekstur dalam "mata pikiran" dan memproduksi ulang atau mengubah kesan-kesan ini menjadi berbagai representasi visual aktual-seperti bentuk-bentuk seni.
5. Kecerdasan Jasmaniah/ Kinestetis adalah memungkinkan orang untuk mengontrol dan menafsirkan aneka gerakan tubuh, memanipulasi obyek-obyek fisik, dan mem¬bentuk harmoni pikiran dan tubuh.
6. Kecerdasan Intrapersonal adalah kemampuan untuk membentuk sebuah model diri seseorang yang akurat dan menggunakan model itu untuk dilaksanakan secara efektif dalam kehidupan. Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan mengetahui diri sendiri dan mengambil tanggungjawab atas kehidupan dan proses belajar seseorang.
7. Kecerdasan Interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan baik dengan orang lain. Kemampuan ini melibatkan penggunaan berbagai keterampilan : verbal dan nonverbal, kemampuan kerjasama, manajemen konflik, strategi membangun konsensus, kemampuan untuk percaya, menghormati, memimpin, dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan umum.
8. Kecerdasan Naturalis adalah kemampuan menggunakan input sensorik dari alam untuk menafsirkan lingkungan seseorang. Kecerdasan ini memungkinkan orang berkembang dengan pesat dalam lingkungan-lingkungan yang berbeda dan mengkategorisasi, mengamati, beradaptasi, dan menggunakan fenomena alam.
9. Existential adalah tingkatan tedalam dan yang paling tidak kelihatan dari luar.